Kenaikan status RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi rumah sakit tipe A tak sekadar menandai peningkatan kelas layanan, tetapi juga membuka babak baru dalam upaya menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat, tuntas, dan berpihak pada masyarakat. Dari ruang perawatan hingga jejaring puskesmas di pelosok desa, rumah sakit ini meneguhkan komitmennya mendukung program pemerintah menuju eliminasi tuberkulosis tahun 2030
Tulungagung, KabarGress.com — Naiknya status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung menjadi rumah sakit tipe A bukan sekadar prestasi administratif. Ia menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat Tulungagung dan sekitarnya untuk tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh hanya demi mendapatkan pelayanan kesehatan setara rumah sakit besar di luar daerah.
Perubahan status itu membawa konsekuensi besar: peningkatan mutu layanan, penguatan sistem, dan tanggung jawab moral untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang cepat, tuntas, dan berkeadilan. Salah satu bentuk nyata dari tanggung jawab itu terlihat dalam komitmen RSUD dr. Iskak untuk mendukung program pemerintah dalam eliminasi tuberkulosis (TBC) tahun 2030.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Zuhrotul Aini, Sp.A., M.Kes, menjelaskan bahwa rumah sakit kini menerapkan sistem pengobatan TBC yang lebih terpadu. Kolaborasi lintas sektor dilakukan, mulai dari jejaring puskesmas hingga kader kesehatan di tingkat desa. “Kami berupaya memantau gejala sedini mungkin agar penanganan bisa cepat dan tuntas. Ini bagian dari ikhtiar menekan angka penularan di masyarakat,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah selatan Jawa Timur, RSUD dr. Iskak memperkuat kapasitas layanan laboratorium dengan teknologi pemeriksaan cepat berbasis molekuler. Teknologi ini memungkinkan deteksi TBC secara lebih akurat dan dalam waktu singkat, sehingga pasien bisa segera mendapatkan pengobatan tanpa menunggu lama.
“Pengembangan sistem deteksi dini ini bukan hanya tentang inovasi medis, tapi juga bentuk kepedulian sosial. Kami ingin setiap pasien mendapat kesempatan sembuh dengan standar pelayanan terbaik,” tambah Zuhrotul Aini.
Komitmen tersebut menjadi bagian dari orientasi besar RSUD dr. Iskak: menjadikan keselamatan dan kesembuhan pasien sebagai prioritas utama. Dengan layanan yang inovatif, cepat, dan responsif, rumah sakit ini berusaha membangun kepercayaan publik bahwa pelayanan kesehatan milik daerah bisa setara bahkan melampaui ekspektasi.
Tidak berhenti di ruang perawatan, inisiatif RSUD dr. Iskak juga menjangkau ruang sosial masyarakat. Rumah sakit membuka wadah dialog dengan warga, komunitas, dan media, sebagai bagian dari pendekatan partisipatif dalam pelayanan publik. Pertukaran pendapat antara penyelenggara layanan dan masyarakat dianggap penting untuk memastikan setiap kebijakan berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
“Media memiliki peran penting dalam mengedukasi publik dan menyebarkan informasi akurat tentang TBC maupun program pelayanan kesehatan lainnya. Karena itu, kami berupaya terus memperkuat sinergi dengan rekan-rekan media,” ucap Zuhrotul Aini.
Kini, RSUD dr. Iskak Tulungagung bukan hanya dikenal sebagai rumah sakit yang menangani pasien, tetapi juga sebagai institusi yang tumbuh bersama masyarakat — membangun kesadaran, menanamkan nilai kesehatan, dan menyalakan semangat hidup sehat.
Di tengah tantangan dunia kesehatan yang terus berubah, langkah RSUD dr. Iskak adalah cermin dari semangat daerah untuk berdiri sejajar dengan pusat. Bahwa pelayanan kesehatan yang bermartabat bukan monopoli kota besar, melainkan hak setiap warga, di mana pun mereka berada.
Pada akhirnya, perjuangan menuju Indonesia bebas TBC bukan hanya tentang pengobatan, melainkan tentang membangun sistem yang manusiawi yang menyembuhkan tubuh, sekaligus menumbuhkan harapan. (Adn)
Reviewed by KabarGress.com
on
November 04, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: