Di Workshop Desain Batik, Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Harapkan Peningkatan Keberlanjutan Untuk Pengrajin Batik
SURABAYA, kabargress.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengharapkan peningkatan keberlangsungan untuk para pengrajin batik.
Hal tersebut dikatakannya saat membuka Workshop Desain Batik di DEKS Space Ciputra World Surabaya, Selasa (16/9). Diikuti oleh sekitar 20 peserta dari asosiasi maupun pengusaha batik, acara ini menghadirkan pengrajin batik Zahir Widadi sebagai narasumber.
Arumi menjelaskan, usaha modernisasi batik memang telah sering dilakukan. Namun, tidak bisa dipungkiri bila daya tariknya terkadang kalah dengan model baju lainnya.
"Jadi plus minus. Kalau kita main di batik, kadang-kadang kita akan terbentur dengan filosofi karena batik itu gak bisa sembarangan. Dalam setiap goresan batik itu ada identitas, baik identitas geografis maupun sejarah," katanya.
"Dan itu salah satu alasan batik menjadi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO. Karena memang di setiap batik itu, mulai dari prosesnya sampai dengan desainnya, punya filosofi yang luar biasa," lanjut istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak itu.
Hanya saja, terangnya, kebanyakan pengrajin dihadapkan dengan tantangan ekonomi. Di mana mereka akan sulit bertahan mengkreasikan batik tanpa adanya keberlanjutan.
"Sustainability di sini yang dimaksud adalah keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan yang bisa tumbuh bersama dengan batik itu sendiri. Karena ujung-ujungnya pengrajin, praktisi, atau pengusaha juga butuh hidup. Jadi harus ada kesejahteraan yang diberikan di situ," pungkasnya.
Tantangan ini kini semakin terlihat dengan terbukanya pasar global yang menjadi buah simalakama. Sehingga, kesempatan untuk mempromosikan batik di tingkat dunia semakin terbuka lebar, namun di saat bersamaan memiliki banyak pesaing dari mancanegara.
"Jadi kita berhadapan dengan produk-produk dari seluruh dunia, bukan hanya dari tetangga sebelah. Kita gak bisa didik anak-anak kita untuk tidak suka, karena itu natural. Yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan cross culture agar negara-negara lain juga bisa punya penerimaan yang sama sebagaimana budaya-budaya mereka masuk ke Indonesia," tuturnya.
Untuk itu, Arumi mengharapkan dengan adanya workshop ini, para pengrajin batik bisa lebih percaya diri untuk bersaing di tingkat global. Sebab, batik udah unggul dengan cerita dan narasi di balik setiap goresannya.
"Maka, kita harus memastikan kita tidak menghilangkan kultur dan filosofi batik itu sendiri bersamaan dengan bagaimana memproduksi batik yang diminati pasar sehingga keberlanjutan ekonomi dan cross culture-nya akan lebih mudah," pesan Arumi. (*)

Tidak ada komentar: