Swap The Role Challenge, Barista Ditantang Milah dan Milih Kopi Bagus, Petani Ditantang Seduh Kopi secara Profesional
Surabaya, kabargress.com - Java Coffee and Flavour Festival (JCFF) 2025 menyuguhkan lomba unik Swap The Role Challenge atau tukar peran antara barista dengan petani kopi. Kok bisa? Ya, itulah faktanya, barista yang kesehariannya menyeduh melayani minuman kopi kepada konsumen ditantang untuk menjajal kemampuan memilah memilih kopi yang bagus.
Sebaliknya, petani yang kesehariannya bergelut dengan tanaman kopi ditantang perannya agar mampu menyeduh kopi seperti barista profesional. Seru? Tentu saja sangat seru, apalagi para pendukung masing-masing tim terdiri 2 orang (barista dan petani) tanpa henti memberikan semangat. Lomba yang mengadu kemampuan 10 tim tersebut berlangsung di depan gedung Internatio Kota Lama Surabaya, Ahad (24/8/25).
Uniknya lagi, tim dibentuk secara dadakan, antara petani dan barista belum saling kenal. Namun ketika masing-masing tim dipanggil ke panggung untuk memamerkan skill, tampak kompak saling mendukung seolah-olah sudah lama kenal.
Setiap tim memperlihatkan barista yang terlebih dulu memilah dan memilih biji kopi dengan tempo terbatas. Selanjutnya petani pasangannya menyeduh hingga tersaji dalam sebuah gelas sebelum juri menilainya.
Iccal (32), Barista Slulur Kopi Surabaya usai tampil di atas panggung, menuturkan Swap The Role Challenge ini merupakan kegiatan kali pertama yang diikuti. Pasalnya, dalam agenda rutin tahunan BI Jawa Timur ini belum pernah dihadirkan.
Iccal merasa senang bisa berkolaborasi dengan petani kopi yang juga baru dikenal saat lomba. “Saya lupa petani kopi dari mana ya karena memang semua peserta diacak untuk membentuk 10 tim. Tapi jadinya seru kok dan asyik,” tukasnya.
Kolaborasi antara barista dan petani yang dikemas dalam Swap The Role Challenge, menurut Iccal, memberikan manfaat luar biasa dan bagus sekali. Bagi barista seperti dirinya menjadi lebih tahu bagaimana memilih kopi dengan benar dan ini bisa ditularkan kepada barista lainnya.
Bagi petani, lanjut Iccal, mereka juga bisa menjadi penyeduh yang handal saat berada di lingkungan mereka sendiri. Jadi, petani kopi tidak cuma bisa memilih kopi yang benar kemudian meracik kopi yang enak di warung yang dimiliki.
“Ini bisa dikatakan, bagian dari membangun sebuah ekosistem yang benar antara barista dan petani. Selama ini belum terpikirkan karena sebagai barista yang fokus di kedai saja karena biji kopi sudah dalam kondisi disortir. Lewat lomba ini, jadi lebih tahu memilih kopi yang layak bagi penyeduh harus memiliki kualitas yang bagus. Bisa dilihat dari warnanya, bentuknya tidak pecah, bebas dari kotoran seperti tadi ada batu kecil dan batang kecil. Sehingga sebagai barista bisa menginformasikan banyak hal tentang kopi bagi penikmat kopi yang kita layani,” ungkapnya.
Iccal berharap untuk agenda tahun depan, kolaborasi ini bisa ditingkatkan jumlah pesertanya sehingga lebih ramai, makin seru. Apalagi jika didokumentasikan, visualisasinya jauh lebih menarik.
Untuk lomba ini, Iccal menambahkan, mendapat info dari teman barista. Dan dirinya, tertarik untuk mengikuti lomba dan hasilnya dalam Swap The Role Challenge ini meraih juara kedua. Adapun juri yang dihadirkan dalam lomba ini diantaranya, Head of Coffee and People Anomali Group, Donna Elvina dan Muhammad Jody pemenang pertama Indonesia Coffee Roasting 2025. (Ro)

Tidak ada komentar: