Surabaya, KABARGRESS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat langkah-langkah strategis dalam penanganan banjir dan genangan menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada Januari hingga Februari 2026. Fokus utama diarahkan pada percepatan penyelesaian proyek drainase serta pemeliharaan infrastruktur pengendalian air di seluruh wilayah kota.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan penyelesaian proyek drainase menjadi prioritas utama agar seluruh pekerjaan dapat rampung sebelum akhir tahun. Ia menyebut sebagian besar proyek ditargetkan selesai pada akhir November 2025.
"Insyaallah di akhir November selesai semua. Tapi, alhamdulillah di bulan Oktober sudah hujan. Nah berarti apa, strategi saya untuk menahan agar tidak terjadi genangan kita keluarkan mobil-mobil PMK (Pemadam Kebakaran),” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, mobil PMK dikerahkan untuk mempercepat aliran air saat hujan deras mengguyur. Setidaknya ada 28 unit mobil PMK yang disiagakan di sejumlah titik rawan genangan setiap kali hujan turun. “Kita punya 28 unit, keluar semua setiap hujan. Dan ini semoga sampai akhir November kita bisa mengatasi itu, sehingga ketika ini jadi semua, bisa selesai,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa kawasan yang selama puluhan tahun menjadi langganan banjir kini mulai terbebas dari genangan setelah perbaikan sistem drainase. “Saya kasih contoh di Pakal, puluhan tahun banjir, 30 tahun bisa selesai. Yang namanya Dukuh Kupang itu lima puluh tahun, hari ini bisa selesai, tidak banjir,” tutur Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Selain di kawasan Pakal, Pemkot Surabaya juga menyiapkan penanganan serupa di wilayah Sukomanunggal pada tahun depan. Cak Eri berharap masyarakat dapat bekerja sama agar pembangunan saluran baru berjalan lancar.
"Kayak di Kecamatan Sukomanunggal itu (warga) tidak mau dibuatkan saluran, akhirnya banjir. Makanya saya bilang tahun depan (warga) harus mau. Bagaimana camat dan lurah bisa meyakinkan bahwa ketika dibuatkan saluran maka tidak menjadikan banjir,” tegasnya.
Ia optimistis rampungnya proyek-proyek drainase tahun ini akan membuat banyak wilayah terbebas dari genangan. “Saya mohon doanya warga Surabaya, insyaallah November selesai, maka ada kawasan-kawasan yang terbebas banjir. Nanti di tahun depan kita lakukan lagi untuk per-kawasan,” imbuhnya
Sebagai bagian dari langkah penanganan, Cak Eri bahkan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik genangan pada Selasa (5/11/2025). Beberapa lokasi yang dipantau antara lain Jalan Jemursari, Jalan Sidosermo, Jalan Ahmad Yani, Jalan Tidar, Jalan Embong Malang, hingga Jalan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal.
Di kawasan Tanjungsari, Cak Eri menemukan beberapa rumah warga berdiri di atas saluran air dan menghambat aliran. “Jangan sampai (bangunan) ada di luar persil. Ini sudah puluhan tahun terus gimana mau bisa menyelesaikan banjir kalau masih ada seperti ini?” ujarnya.
Karena itu, ia meminta camat dan lurah setempat untuk mengimbau warga agar menyesuaikan bangunan sesuai batas tanah yang sah. "Kalau salurannya ditutupi rumah, terus gimana ini. Makanya saya minta tolong Pak Camat dan LPMK, kumpulkan warganya, diingatkan rumahnya harus mundur sesuai dengan surat tanahnya,” tegasnya.
Selain rumah, Cak Eri juga menegaskan larangan membangun jembatan pribadi di atas saluran air karena dapat mempersempit aliran. "Jangan buat jembatan di sini, akhirnya air yang mengalir ditutupi begini. Sudah dibongkar saja,” tegas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan kondisi serupa juga banyak ditemukan di kawasan Tanjungsari. “Karena salurannya kecil dan rumah-rumah banyak yang maju ke jalan, sehingga aliran ke muara juga tidak lancar,” katanya.
Sebagai solusi, Syamsul menyebut pihaknya akan melakukan pelebaran saluran dengan menggunakan box culvert pada tahun depan. Air dari kawasan itu akan dialirkan ke arah timur Jalan Asem Mulya, lalu ke saluran Greges dan Bozem Morokrembangan. “Rencananya tahun depan akan kita lebarkan salurannya,” ujarnya.
Syamsul menjelaskan hingga awal November 2025, progres pengerjaan proyek drainase sudah mencapai sekitar 70 persen. “Untuk saat ini paket-paket pekerjaan drainase itu sudah 70 persen kita selesaikan. Kemudian yang 20 persen selesai di akhir November, sisanya (proyek besar) insyaallah kita selesaikan di Desember,” paparnya.
Menurut dia, percepatan dilakukan agar seluruh proyek tuntas sebelum puncak musim hujan. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan tahun ini diprediksi relatif sama dengan tahun sebelumnya, dengan puncak pada Januari-Februari 2026.
Selain mempercepat proyek, Pemkot Surabaya juga memperkuat sistem pompa air dan pembersihan saluran. Saat ini terdapat 76 rumah pompa aktif, dan lima unit tambahan akan beroperasi pada akhir 2025 sehingga total menjadi 81 rumah pompa. "Jumlah petugas di setiap rumah pompa bervariasi antara empat hingga delapan orang, tergantung pada ukuran dan kapasitas pompa,” jelas Syamsul.
Ia menambahkan, pembangunan rumah pompa juga difokuskan di wilayah selatan Surabaya seperti Menanggal, Ahmad Yani, Ketintang, Karah, dan Rungkut Menanggal. “Kita fokus di wilayah selatan tahun ini,” ungkapnya.
Selain memperkuat infrastruktur, DSDABM Surabaya juga rutin berkoordinasi dengan BMKG untuk deteksi dini cuaca ekstrem. Informasi prakiraan hujan menjadi acuan untuk menyalakan pompa, membuka pintu air, dan menurunkan Satgas lapangan. "Biasanya sekitar satu sampai dua jam sebelum hujan turun, kita sudah mendapat peringatan dari BMKG,” tuturnya.
Syamsul juga menyoroti masalah klasik penyebab banjir, yakni tumpukan sampah yang menghambat aliran air. “Ada banyak macam sampah di sana, terutama di saluran Greges yang menuju Bozem Morokrembangan,” ungkap dia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Surabaya menyiagakan Satgas dan petugas rumah pompa selama 24 jam dalam sistem tiga shift. Mereka bertugas menyaring dan mengangkat sampah agar pompa tetap berfungsi optimal. “Kita siagakan Satgas 24 jam,” ujar Syamsul.
Namun demikian, Syamsul menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air. Tanpa partisipasi warga, berbagai upaya pemerintah tidak akan berjalan efektif. "Dengan penanganan yang maksimal ini, kami juga meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air,” pungkasnya. (ADV)
Reviewed by KabarGress.com
on
November 10, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: