Surabaya, kabargress.com – SPS Corporate, salah satu grup industri multisektor nasional di bidang tissue, kertas, bata ringan, granit tile, hingga packaging karton, merayakan 30 tahun kiprahnya. Momentum ini tidak hanya menjadi refleksi perjalanan panjang sejak 1995, tetapi juga tonggak baru bagi perusahaan dalam mempertegas peranannya di kancah industri nasional maupun global.
Presiden Direktur PT Sun Paper Source, Ronald Rusco, menyampaikan bahwa tiga dekade perjalanan SPS merupakan buah kerja keras, kolaborasi, dan daya tahan perusahaan dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
“Tiga puluh tahun ini tentu bukan waktu yang singkat. SPS hanya bisa bertumbuh bersama para mitra dan stake holder baik didalam maupun luar negeri. Tanpa mereka, perjalanan ini akan jauh lebih berat, ujar Ronald Rusco. Tantangan ke depan akan lebih berat, dan kami menargetkan pertumbuhan dua kali lipat dibanding kondisi saat ini," ujarnya.
Selama ini, SPS Corporate berhasil membawa nama baik Indonesia di pasar global. Produk-produk unggulannya telah menembus lebih dari 80 negara di 5 benua, dengan kontribusi ekspor yang menjadi tulang punggung pertumbuhan perusahaan. Ronald menegaskan pentingnya peran diplomasi ekonomi melalui hubungan dengan para duta besar dan perwakilan negara mitra.
“Ekspor ke 80 negara menunjukkan bahwa pasar global adalah masa depan. Harapan kami, komunikasi dan kerja sama dengan para duta besar negara-negara sahabat semakin intens. Melalui mereka, kami dapat membangun sinergi, memahami karakter pasar lokal, sekaligus memperluas jangkauan produk Indonesia," ungkapnya.
Meski demikian, Ronald tidak menutup mata terhadap kondisi industri yang penuh gejolak. Situasi global yang menekan banyak perusahaan bahkan hingga gulung tikar menjadi refleksi tersendiri bagi SPS. Menurutnya, momen ini diharapkan menjadi acuan untuk SPS Corporate lebih bertumbuh.
“Kondisi ekonomi sekarang memang tidak baik-baik saja. Justru itu menjadi alasan bagi kami untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru, meningkatkan efisiensi produksi, dan memastikan kompetensi kami tetap relevan. Selain memperkuat pasar domestik, SPS akan terus membuka pasar seluas-luasnya dengan ekspansi global yang lebih agresif,” tambah Ronald.
Dalam kesempatan ini, Ronald juga menyampaikan pesan terkait makna tiga dekade perjalanan SPS bagi industri dan bangsa. Ia menyampaikan momen 30 tahun ini menjadi harapan mendalam, agar perusahaan hadir menjadi bagian dari daya tahan industri nasional sekaligus jembatan sinergi Indonesia dengan dunia.
“Bagi kami, 30 tahun bukan sekadar angka, melainkan sebuah perjalanan yang ditempa oleh keringat, keberanian, dan keyakinan bahwa industri Indonesia mampu berdiri sejajar di panggung dunia. Di tengah badai krisis global, SPS ingin menjadi bukti bahwa bangsa ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bisa tumbuh, memimpin, dan memberi arti," kata Ronald.
Perayaan 30 tahun SPS Corporate juga mendapat apresiasi dari kalangan diplomatik. Sebanyak 10 Duta Besar (Dubes) dan Calon Duta Besar (Cadubes) dari berbagai negara melakukan kunjungan kerja sekaligus meninjau produksi tisu di PT Sun Paper Source, yang merupakan salah satu produsen terbesar di Asia Tenggara.
Calon Duta Besar Indonesia untuk Vietnam (KBRI Hanoi), Adam Sugiyo, yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan, kehadiran SPS di pasar global mencerminkan daya saing industri nasional.
“Saya sangat terkesan melihat langsung fasilitas pabrik SPS yang modern dan otomatis. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk berkelas dunia," ujar Adam.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kebutuhan global akan tisu terus meningkat, Adam mencontohkan Amerika mencapai 11 sampai 15 kg per orang per tahun. Sedangkan di Tiongkok sekitar 9 kg, dan di Uni Eropa 14 hingga 20 kg. Sementara konsumsi di Indonesia baru sekitar 3 hingga 4 kg.
"Artinya peluang pertumbuhan masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun internasional. Tugas kami di jalur diplomasi ekonomi adalah membuka pasar yang tepat bagi produk unggulan nasional, termasuk yang dihasilkan SPS, dengan mencocokkan potensi yang kita miliki dengan kebutuhan pasar di tiap negara,” ujar Dubes Adam Sugiyo.
Menurutnya, diplomasi ekonomi tidak berhenti pada promosi semata, tetapi harus berbasis pada apa yang disebutnya sebagai “ekonomi intelijen”, yakni sebuah upaya untuk memetakan kebutuhan spesifik di masing-masing negara dan kemudian menghubungkannya dengan potensi produk unggulan Indonesia.
“Diplomasi ekonomi harus mampu menjembatani apa yang kita produksi dengan apa yang benar-benar dibutuhkan pasar internasional. Dengan begitu, ekspansi produk Indonesia akan lebih terarah, tepat sasaran, dan berkontribusi pada penguatan citra bangsa,” imbuhnya.
Kehadiran para Duta Besar Indonesia dari berbagai negara, Adam menambahkan, hal ini sekaligus mempertegas bahwa perjalanan SPS Corporate selama tiga dekade bukan hanya tentang keberhasilan bisnis, tetapi juga bagian dari misi besar memperkuat ketahanan industri nasional sekaligus memperluas Kerjasama ekonomi Indonesia di kancah global.
Dikesempatan yang sama, Calon Duta Besar RI untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia yang berkedudukan di Tokyo Kartini Sjahrir juga menegaskan, pentingnya kehadiran para Dubes dan Cadubes langsung di lokasi pabrik untuk memahami daya saing industri nasional.
“Bagi saya sangat berarti karena bisa datang langsung secara fisik dan melihat sendiri kegiatan di sini. Hal ini sangat membantu nanti dalam melakukan negosiasi, pendekatan, maupun lobi-lobi dengan negara akreditasi saya, kebetulan Jepang. Saya bisa mengatakan bahwa kualitas produk Indonesia adalah kualitas yang patut kita banggakan, karena terbukti sudah mampu menembus pasar ekspor, termasuk Jepang,” ungkap Kartini Sjahrir usai meninjau pabrik PT Sun Paper Source.
Ia menilai, kiprah SPS Corporate dalam tiga dekade terakhir menjadi cerminan lompatan besar industri Indonesia yang sejalan dengan usia kemerdekaan bangsa yang kini mencapai 80 tahun.
“Dalam 30 tahun berdiri, SPS sudah membuktikan diri mampu melesat jauh ke depan. Saya berharap akan lebih banyak lagi perusahaan Indonesia seperti SPS yang merintis berbagai kegiatan dengan standar global. Seperti yang tadi kami bahas, tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di Indonesia karena kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah,” tambahnya.
Apresiasi juga datang dari kalangan dunia usaha. Ketua Apindo Jawa Timur, Eddy Widjanarko, menilai SPS Corporate telah menjadi kebanggaan Jawa Timur sekaligus contoh teladan bagi industri nasional.
“Kebanggaan kita di Jawa Timur karena memang pabriknya dikelola dengan sangat baik, bersih, profesional, dan betul-betul dijaga dari segi hygiene, pengelolaan limbah, hingga kualitas packaging dan lembaran kertasnya. Semua dilakukan dengan standar tinggi. Hal ini memberikan kekuatan besar bagi SPS untuk tidak hanya menjadi pemain nasional, tetapi juga dunia. Terbukti dengan ekspor ke 80 negara, produk ini sudah diterima di mancanegara," jelasnya. (Ci)

Tidak ada komentar: