Surabaya, kabargress.com - Konser Perayaan Suara Rasa kolaborasi El Vatikan bersama komunitas Dua Ketuk menampilkan karya-karya klasik Dvorak, Schumann, Popper, hingga dari komponis modern Hindemith, Piazzolla, Tedesco, dan Lukás Sommer, bertempat di Amadeo Music Hall Surabaya, Sabtu (16/8/2025). Selain gitaris klasik El Vatikan, tampak musisi-musisi muda Gabriel Amadeus, Bima Sakti, Hati Bening, Dhani Ahmad dan Maigty Simatupang.
Heti Palestina Yunani selaku penggagas dan produser acara, mengungkapkan seperti perayaan, musik juga tentang berbagi rasa dan kasih. Para pemusik menuturkan isi hatinya melalui melodi yang mengalir ke jiwa pendengar dan tepukan meriah dihadiahkan kembali untuk mengapresiasi mereka yang sudah menyatakan cinta dengan suara. Bersama nada, semua rasa dapat dibunyikan, didengar, dan dirayakan.
"Dalam konser Perayaan Suara Rasa, musisi-musisi muda Indonesia yang berkumpul dalam komunitas Dua Ketuk berkolaborasi dengan gitaris klasik El Vatikan untuk menampilkan komposisi-komposisi musik sekaligus sebagai persembahan untuk ibunda yang sedang menandai usia kepala empat terakhirnya tahun ini dengan cara tak biasa. Maka dipilihlah repertoar dari berbagai komponis dan era dipilih untuk merayakan rasa kasih yang melampaui ruang dan waktu," ungkap Heti.
Seperti diketahui, Dua Ketuk adalah sebuah komunitas dari Yogyakarta yang bergerak dalam bidang pengelolaan acara pertunjukan seni musik. Mereka berupaya menjadi wadah bagi komponis, pemain dan penikmat musik untuk mengekspresikan, menampilkan dan mengembangkan keterampilan bermusiknya.
Repertoar:
1. Antonin Dvorak: Songs My Mother Taught Me - Antonin Dvorak (untuk solo gitar)
2. Astor Piazzolla: Adios, Nonino! – (untuk biola dan gitar)
3. Amy Beach: Romance (untuk biola dan piano)
4. Franz Schubert: Winterreise, No. 15 & 19 (untuk biola alto dan piano)
5. David Popper: Hungarian Rhapsody (untuk cello dan piano
6. Robert Schumann: Piano Quartet Op.47; Andante Cantabile (untuk piano kuartet)
7. Mario Castelnuovo-Tedesco: Capriccio Diabolico (untuk solo gitar)
8. Lukas Sommer: Third Letter To Father (untuk kuartet gesek dan gitar)
1. Antonin Dvorak: Songs My Mother Taught Me Dibawakan oleh El Vatikan
Karya ini mulanya ditulis untuk vokal dan piano pada tahun 1880 berdasarkan sebuah puisi oleh penyair Ceko, Adolf Heyduk. Lagu ini mengisahkan kenangan seseorang atas kidung-kidung ajaran sang ibu yang kini ia nyanyikan untuk anaknya sendiri dengan penuh haru dan rindu.
Songs my mother taught me, In the days long vanished;
Seldom from her eyelids were the teardrops banished.
Now I teach my children, each melodious measure.
Often the tears are flowing, often they flow from my memory's treasure.
2. Astor Piazzolla: Adios, Nonino!
Dibawakan oleh El Vatikan dan Hati Bening
“Selamat tinggal, Kakek!” ditulis pada tahun 1959 di New York untuk mengenang Vicente Piazzolla beberapa hari setelah kematiannya. Tema pertama diambil dari lagu “Nonino” yang dibuat lima tahun sebelumnya, didedikasikan kepada orang yang sama. Kemudian melodi baru yang jauh lebih muram dan melankolis menunjukkan rasa duka atas kenangan yang tak akan terulang.
3. Amy Beach: Romance
Dibawakan oleh Gabriel Amadeus dan Bima Arifin
Karya ini dimainkan oleh sang komponis dan sahabatnya secara perdana dibAmerika pada tahun 1896. Tercatat bahwa para penonton tersihir oleh melodi-melodi lirikal yang saling dilontarkan oleh piano dan biola sehingganketika lagu selesai, mereka bersorak agar Amy memainkannya sekali lagi. Amy Beach merupakan salah satu komposer terkemuka di Amerika yangbmerupakan seorang wanita.
4. Franz Schubert: Winterreise, No. 15 & 19
Dibawakan oleh Dhani Ahmad dan Gabriel Amadeus
Mulanya Winterreise adalah kumpulan lagu-lagu untuk penyanyi tenor yang digubah pada tahun 1828 dengan lirik berdasarkan dua puluh empat puisi karya Wilhelm Müller. Kemudian kumpulan lagu ini ditransposisi ke banyak instrumen-instrumen lainnya, termasuk biola alto. Lagu-lagu ini mengisahkan seorang pengembara yang menjelajahi musim dingin.
5. David Popper: Hungarian Rhapsody
Dibawakan oleh Maigty Simatupang dan Gabriel Amadeus
Selain pemain cello, rasanya nama Popper kurang dikenal di telinganpendengar musik klasik. Ia merupakan cellist paling terpandang sepanjangnsejarah dengan banyak karya-karya virtuos untuk cello. Salah satunya adalah Hungarian Rhapsody yang diperdengarkan pertama kali pada tahun 1893, membawakan musik tari tradisional Hungaria bernama Csárdás dari sudut pandang Yahudi.
6. Robert Schumann: Piano Quartet Op.47; Andante Cantabile
Dibawakan oleh Gabriel Amadeus, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty Simatupang
Andante Cantabile adalah bagian ketiga dari karya ini yang dikenal sebagai puncak romantisme dengan salah satu tema tercantik padabperiode itu. Ditulis oleh Robert Schumann pada tahun 1842 dengan permainan piano Clara, seorang komponis dan pianis yang juga merupakan istrinya, sebagai inspirasi.
7. Mario Castelnuovo-Tedesco: Capriccio Diabolico
Dibawakan oleh El Vatikan
Subjudul karya tahun 1935 ini adalah “Omaggio a Paganini” karena ditulisnsebagai penghormatan kepada virtuos biola legendaris Niccolo Paganini. Ditunjukkan melalui nada-nada energik khas tarian rakyat Italia dan teknik gitar yang rumit, seperti tangga nada cepat, arpeggio, oktaf dan tremolo yang mencerminkan pengaruh Paganini.
8. Lukas Sommer: Third Letter To Father
Dibawakan oleh El Vatikan, Bima Arifin, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty Simatupang
Merupakan karya yang baru tercipta tahun 2024, merefleksikan sebuah momen pada pemakaman Ayah komponis ketika ia menempatkan barang-barang yang Ayahnya inginkan turut menemani di dalam peti. Beragam variasi tema yang melalui proses permainan ritmis, harmoni dan instrumentasi mengisahkan segala cerita.
Para Penampil:
1. El Vatikan
Berlatih musik sejak usia 4 tahun, M Baqi El Vatikan serius belajar musik sejak ia menerima kado ulang tahun yang ke-13. Sejak itu El -panggilannnya- itu mulai belajar mengeksplorasi genre-genre musik. Salah satunya klasik.
Terakhir, El yang lahir di Surabaya pada 21 April 2005 itu tampil dalam pembukaan Pameran Seni Rupa Rasa Rasaning Karsa oleh Lintang Lima, pada Sabtu, 28 Juni 2025. Inilah penampilan kedua El dalam pameran seni rupa setelah yang pertama dalam pameran tunggal Denyut Rahim oleh Marina Gosali, di Jiwa Gallery, Yogyakarta, 12 Mei 2023.
Sebelum itu, ia tampil dalam Guitar Ensemble Concert di Galeri Lorong, Yogyakarta, pada 25 Mei 2025. Sebelumnya lagi, bersama komunitas Dua Ketuk pimpinan Hati Bening, bertajuk Seleksi: Karya Tersembunyi dinTembi Rumah Budaya, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu, 31 Mei 2025. Ianmemainkan karya Lukas Sommer, Third Letter to A Father, bersama Maigty Simatupang, Odilia Callista, Hati Bening, dan Dhani Ahmad.
Tampil dalam konser rajin dilakukan El sejak saat bersekolah di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Di antaranya Anniversary Concert SMM Yogyakarta 2023 yang merupakan panggung konser siswa gitar klasik angkatan 2020. Memainkan medley karangan Bakti Setyaji -guru gitarnya- tentang perkembangan musik klasik dari zaman barok hingga modern.
Dalam konser berjudul Fantasy of Music Evolution putra Heti Palestina Yunani ini memainkan karya Chick Corea, Spain. Dalam event yang sama pada tahun berikutnya finalis Kompetisi Gitar Klasik Nasional (KGKN) pada VII 2023 itu, memainkan Choros No. 1 karya heitor Villa-Lobos.
Dalam Genjreng Gitar Orkestra -organisasi yang didirikan pada 2015 oleh murid-murid instrumen gitar bersama Andi Nusantara, El yang aktif di komunitas Jogja Guitar Society itu tak hanya menjadi salah seorang pemain yang tampil dalam enam nomor berformat orkestra gitar dan ansambel gitar. Tapi ia ditunjuk sebagai art director Pop It! Berkonsep lagu-lagu populer Indonesia saat ini, El bermain di kafe-kafe untuk mencari dana konser tersebut.
Pada 21 Februari 2023, dalam sebuah resital kolaborasi antara SMM dan Universitas Negeri Yogyakarta, pengidola Mario Castelnuovo-Tedesco ini memainkan Elegie karya Johann Kaspar Mertz, juga musisi idolanya.
Nomor yang sama yang dia mainkan sebagai materi Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) pada 28 April 2023. Komposisi yang romantik sepanjang 9 menit yang menjadi salah satu karya terbaik dalam repertoar dari pertengahan abad ke-19 itulah yang membawanya meraih Gold Price dalam Thailand International Guitar Festival di Chiang Mai, 12-13 Oktober 2024. (*)
2. Gabriel Amadeus
Lahir di Probolinggo, 18 April 2005 dan mulai bermain piano di usia tujuh tahun. Saat ini, ia melanjutkan pendidikannya pada prodi Penyajian Musik di ISI Yogyakarta. Pengalamannya sebagai pianis antara lain pada pembukaan International Olympiad in Informatics (2022), Yogyakarta International Chamber Music Festival (2024), International Music Composition Festival (2024), dan Classical Music Concert #9 (2025)nsebagai solois bersama Orkestra Penyajian Musik ISI. Selain itu, ia juga aktif mengikuti masterclass dari narasumber nasional dan internasional seperti Riana Heath (AS) dan Adelaide Simbolon.
3. Bima Arifin
Lahir di Tulungagung pada 29 Maret 2004 dan tercatat sebagai mahasiswa prodi Penyajian Musik di ISI Yogyakarta dengan mayor biola.
Pengalamannya sebagai pemain biola mulai dari menjadi concertmaster orkestra pada International Olympiad Informatics Indonesia (2022) dan Piano Forte #5 (2023), principal biola di Sawo Kecik String Orchestra #5 (2022), juga sebagai pemain biola di Gita Bahana Nusantara (2023) dan Youth Music Camp dengan Melbourne Symphony Orchestra (2023). Ia juga menjadi salah satu pemain solo dalam masterclass bersama Lidya Evania Lukito, membawakan Concerto for Four Violins karya Vivaldi.
4. Hati Bening
Lahir di Malang pada 16 Mei 2007 dan baru saja lulus dari Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta pada 2025 lalu melanjutkan studi di Prodi Seni Musik ISI Yogyakarta. Ia pernah menjadi pemain biola di grup Cring Crung Keroncong (2023-2025), konser SKSO #6 (2023) dan Piano Forte #6 (2024). Ia juga pernah menjadi principal biola pada Aubade Gedung Agung Yogyakarta (2024). Ia juga merupakan pimpinan produksi konser SKSO #7 (2024). Masterclass orkestra yang pernah diikuti adalah dengan narasumber Maestro Beatrice Venezi (Italia) dan Aditya Chandra (AS).
5. Dhani Ahmad
Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 2007, ia baru saja lulus dari Sekolah Menengah Musik Yogyakarta pada 2025 lalu melanjutkan studi Pendidikan Musik di ISI Yogyakarta. Pengalamannya menjadi pemain biola alto antara lain di grup Tranquillo String Quintet (2022-2025), Gita Bahana Nusantara (2024), Youth Music Camp bersama Melbourne Symphony Orchestra (2024) dan Serenade Bunga Bangsa X (2024).
6. Maigty Simatupang
Lahir di Blora pada 21 Juli 2007 dan baru saja lulus dari Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta pada 2025 lalu melanjutkan studi Penciptaan Musik di ISI Yogyakarta. Ia pernah menjadi pemain cello di grup Tranquillo String Quintet (2022-2025), Aubade Kabupaten Bantul (2022), konser Sawo Kecik String Orchestra #6 (2023), dan Gita Bahana Nusantara (2024). Selain itu, ia juga menjadi penata musik dan pengaba di konser Sawo Kecik String Orchestra #7 (2024) dan pengaba Farewell Concert: A Glimpse of Future Past (2025). Ia pernah mengikuti Masterclass dengan Duo Empire Wild (AS).
(Ro)

Tidak ada komentar: