Bawaslu Perkuat Literasi Data di Kalangan Mahasiswa

Surabaya, kabargress.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia terus memperluas program literasi data di kalangan mahasiswa. Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu RI, Dr. Puadi, menyampaikan bahwa kampus menjadi salah satu fokus penting dalam penyebaran literasi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan literasi data dilakukan melalui rangkaian sosialisasi ke berbagai perguruan tinggi. “Unusa ini yang ke-12 kita melakukan proses. Paling tidak ada 16 titik kampus se-Indonesia,” ujar Dr. Puadi di UNUSA, jumat, (21/11/2025).

Menurutnya, literasi data menjadi bagian dari kerja sama Bawaslu dengan institusi pendidikan tinggi, khususnya melalui penyediaan data dan informasi hasil pengawasan pemilu dan pemilihan.

“Kita melakukan kegiatan literasi data yang di dalamnya dibarengi dengan proses bedah buku. Bedah buku yang memang ini adalah proses penyelenggaraan dan proses dari hasil pengawasan di tiap-tiap tahapan penyelenggaraan pemilu maupun pemilihan,” jelasnya.

Data-data yang dihimpun Bawaslu tidak hanya disimpan sebagai arsip informasi, namun disusun agar dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi civitas akademika. 

“Bagaimana data dan informasi tersebut ini menjadi sebuah pengetahuan, menjadi sebuah kecerdasan pengetahuan untuk kalangan civitas akademik,” ujar Dr. Puadi.

Ia menambahkan bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan data tersebut untuk berbagai kebutuhan akademik. 

“Tentunya literasi data ini untuk mahasiswa, ini juga untuk kebutuhan-kebutuhan berkaitan tentang research, kemudian juga penelitian dan juga apabila mereka juga menyesaikan proses S1 lewat skripsi, kemudian juga untuk S2 thesis dan S3 disertasi,” katanya.

Bawaslu RI telah mengintegrasikan hasil pengawasan, laporan, penanganan pelanggaran, hingga sengketa dalam sebuah big data nasional. Data ini dapat diakses mahasiswa melalui pusat data Bawaslu RI.

“Paling tidak memang ini mahasiswa harus mengetahui civitas akademik. Sehingga nanti kami sebagai lembaga publik, informasi-informasinya harus bisa disampaikan oleh kalangan civitas akademik. Sehingga mungkin secara teknis nanti bisa dilakukan kerja sama mendalam,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa program literasi data masih akan berlanjut hingga akhir tahun. “Masih ada tiga kampus lagi sampai Desember. Tapi paling tidak memang yang terpenting adalah bagaimana civitas akademik ini harus mengetahui proses hasil-hasil pengawasan yang dilakukan oleh kami, penyelenggara pemilu baik itu pemilu maupun pemilihan,” pungkasnya. (ci)