Pemprov Jatim Rancang Renovasi Gedung Grahadi, Libatkan Sejarawan dan Pakar Cagar Budaya

Surabaya, kabargress.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai merancang proses renovasi Gedung Negara Grahadi sisi barat yang dibakar orang tak dikenal (OTK) dalam aksi demonstrasi pada Sabtu (30/8/2025) malam.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan pihaknya telah menggelar rapat bersama delapan stakeholder untuk membahas langkah perbaikan. Rapat tersebut juga melibatkan sejarawan dan pakar cagar budaya guna memastikan proses renovasi sesuai nilai sejarah bangunan.

“Jadi sejarawan, kemudian pakar cagar budaya kita libatkan untuk memberikan pendapat, bagaimana proses renovasi bisa sesegera mungkin dilakukan,” ujar Khofifah di Surabaya, Selasa (2/9/2025).

Khofifah menyesalkan kerusakan pada material asli Gedung Grahadi, terutama kayu jati peninggalan era Belanda yang sudah berusia ratusan tahun. Hampir seluruh bagian kayu hangus terbakar.

“Nah, sedih. Kalau kita lihat kayu-kayu jatinya itu kayu jati zaman Belanda. Kita mungkin bisa mendapatkan kayu jati sebesar itu, tapi tingkat kualitas dari kayu-jati yang mungkin kita bisa peroleh, pasti tidak mudah karena ini kayu jati yang sudah ratusan tahun. Hampir semuanya hangus,” tuturnya.

Khofifah menegaskan dirinya tidak yakin pelaku perusakan berasal dari Jawa Timur. Menurutnya, warga Jatim dikenal kritis, namun tetap menjunjung cara damai dalam menyampaikan aspirasi.

“Saya tidak meyakini yang tega merusak itu orang Jawa Timur. Saya meyakini orang Jawa Timur baik. Kalau mereka menyampaikan pendapat ya menyampaikan pendapat, mereka orasi ya orasi, kalau mengkritik ya mengkritik, tapi saya rasa mereka tidak akan tega merusak cagar budaya,” imbuhnya.

Terkait anggaran renovasi, Khofifah menyebut masih dalam tahap pembahasan detail rencana. Namun, ada kemungkinan dukungan anggaran dari Kementerian PUPR.

“Belum ada angka detail. Dan informasi kemungkinan dari PU Pusat, Kementerian PU menyampaikan kemungkinan akan ada support budget,” katanya.

Khofifah juga mengingatkan agar masyarakat tetap menyalurkan aspirasi dengan damai tanpa merusak fasilitas umum, apalagi bangunan bersejarah.

“Silakan semua menyampaikan pendapat, orasi, kritik. Semua boleh bersuara, berpendapat, jangan merusak. Sampaikan semua pendapat, pemikiran, kritik dengan damai,” tegasnya. (Ci)